Mau tahu lebih banyak tentang Orgasme pada wanita? Hal unik ini merupakan puncak kenikmatan seksual yang kerap didambakan dan dikejar-kejar banyak orang. Dapat dipastikan, sebagian besar orang yang telah menikah, juga yang telah mencapai usia aqil baligh, sangat mengenal istilah orgasme.
Andaipun tidak mengenalnya, hampir dapat dipastikan ia mampu merasakan dan mengungkapkannya dengan kata-kata yang lain. Orgasme ini sangat erat kaitannya dengan hubungan seksual.
Secara teknis, kegiatan intercourse alias hubungan seksual yang normal membutuhkan dua orang pelaku aktif yang berbeda jenis kelamin, tanpa memandang apakah hubungan tersebut diikat oleh tali perkawinan ataupun tidak.
Hal ini membantu menjelaskan secara mekanisme fisiologis dan biologis mengapa sentuhan juga turut memengaruhi orgasme seseorang, termasuk di dalamnya orgasme klitoris yang berbeda dengan orgasme vaginal karena adanya perbedaan set saraf yang terlibat pada saraf tersebut.
Organ genitalia wanita memiliki saraf yang sangat banyak, misalnya klitoris yang memiliki sekitar 8.000 saraf. Ketika terjadi orgasme, maka rangsangan tersebut akan dikirimkan ke saraf belakang. Berikut ini adalah saraf-saraf yang terkait dengan hal tersebut
Saraf hipogastrik, membantu mentransmisikan rangsangan dari uterus dan serviks pada wanita dan dari prostat pada pria.
Saraf pelvis, berguna untuk mentransmisikan rangsangan dari vagina dan serviks pada wanita dan dari rektum untuk kedua jenis kelamin.
Saraf pudendal, berguna untuk mentransmisikan rangsangan dari klitoris pada wanita dan dari skrotum dan penis pada pria.
Saraf vagus, berguna untuk mentransmisikan rangsangan dari serviks, uterus, dan vagina pada wanita.
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa saraf vagus turut berperan dalam orgasme, meskipun masih belum diketahui secara jelas mekanismenya. Namun, selama terjadi stimulasi seksual dan orgasme, ada wilayah berbeda yang menerima rangsangan tersebut, satu di otak dan satu lagi di pusat saraf di tulang belakang.



Walaupun sangat "dahsyat", peristiwa orgasme pada laki-laki hanya terjadi sekali. Untuk mengalami orgasme yang kedua, ketiga, dan selanjutnya memerlukan interval waktu tertentu, minimal setengah jam, bahkan sering lebih dari sehari dan proses itu harus diulang dari tahap excitement lagi.
Pada wanita, keempat proses itu harus dilewati secara perlahan-lahan sehingga waktu yang dibutuhkan pun menjadi lebih lama. Sebelum sampai kepada tahap excitement, emosi positifnya harus dibangkitkan terlebih dulu.
Tanda-tanda fisik pada wanita pun tidak terlalu nyata karena tidak ada penis yang berereksi. Tanda fisik yang bisa dirasakan terjadi pada tahap plateau, ketika itu kelenjar Bartholin mengeluarkan cairan untuk memperlicin jalan masuknya penis. Saat itu, terjadi pula perubahan-perubahan bentuk, warna, dan posisi pada klitoris, labia minora (bibir dalam vagina), labia mayora (bibir luar vagina), dan vagina.
Pada saat orgasme, terjadi kontraksi-kontraksi secara ritmis pada otot-otot dasar panggul dan aktivitas persarafan simpatis semakin meningkat. Akan tetapi, dan yang paling hebat, wanita bisa mengalami orgasme hingga berkali-kali, sebelum ia kembali memasuki tahap resolution.
Pada pria, orgasme menandai berakhirnya satu seri hubungan. Apabila kita gambarkan dalam bentuk grafik berbentuk kurva, titik terjadinya orgasme menjadi titik koordinat tertinggi (titik puncak) dari suatu hubungan seksual.

Orgasme ini sebenarnya termasuk peristiwa sederhana yang bersifat alamiah dan naluriah. Akan tetapi, kesederhanaan ini menjadi tidak lagi sederhana dan menimbulkan masalah yang rumit ketika pasangan yang melakukan hubungan intim tidak berhasil mencapai kondisi orgasme.

Ketidakbergairahan tersebut kemudian menjadi alasan bagi sebagian orang untuk mencari kepuasan seksual di luar pernikahan, yaitu perselingkuhan. Secara tidak sadar, terkadang melahirkan semacam rasa penasaran yangterpendam dan diungkapkan sebagai sebuah obsesi dengan beraneka penyaluran, baik yang positif maupun negatif. - Maka ketahulah lebih benyak Tentang Orgasme Pada Wanita.